Senin, 26 November 2012

Sejarah Sepak Bola INDONESIA


Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) pada tahun 1936 milik bangsa BelandaHwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik seseorang yang berketurunan Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia milik bumiputra. Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang Belanda di Hindia Belanda menaruh hormat kepada PSSI lantaran SIVB yang memakai bintang-bintang dari NIVB kalah dengan skor 2-1 melawan VIJ.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jureBelanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVUmelanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebabPSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya MaladiDjawadMoestaramSardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang UnionSemarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin Sosrosoegondo, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVUJohannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland.
PIALA DUNIA FIFA
Indonesia pada tahun 1938 (di masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala DuniaIndonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.

Pertandingan melawan Hongaria

Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadion Velodrome MunicipaleReims, Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0. Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6. Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.
Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".[4]
Setelah penampilan perdana itu, Indonesia tidak pernah lagi masuk babak pertama Piala Dunia FIFA, dengan hasil paling memuaskan adalah Sub Grup III Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986. Ketika itu Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia 1986 tetapi Indonesia kalah di partai final kualifikasi melawan Korea Selatan dengan agregat 1-6.

Era 1950

Setelah era Perang Dunia kedua, pada tahun 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Setelah itu, sepak bola Indonesia mengalami kemajuan di Asia. Mereka berhasil lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil melaju ke perempat final dan bertemu dengan raksasa dunia ketika itu, Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper terbaik dunia ketika itu, Lev Yashin. Ketika itu mereka berhasil menahan Uni Soviet 0-0. Namun pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4-0 pada pertandingan kedua. Prestasi ini adalah prestasi tertinggi Indonesia dalam sejarah sepak bola di Indonesia.
Pada tahun 1958, Indonesia juga merasakan hasil terbaik di Kualifikasi Piala Dunia 1958 dimana Indonesia berhasil mengalahkan China pada ronde pertama. Namun mereka menolak untuk bertanding melawan Israel pada ronde kedua dikarenakan alasan politis. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi piala dunia hingga tahun 1970.
Uniknya, setelah bertanding di kualifikasi piala dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkanIndia 4-1.

Era 1960-1970

Pada era ini, lahirlah pesepak bola Indonesia yang terkenal di Asia antara lain Soetjipto SoentoroMax TimiselaJacob SihasaleKadirIswadi Idris, Andjiek Ali Nurdin, Yudo Hadianto, dll. Diantara mereka yang paling fenomenal adalah Soetjipto Soentoro. Ia adalah pemain tersukses di Indonesia dengan membawa Indonesia menjadi raja sepak bolaAsia.
Ketika itu Indonesia berhasil menjuarai berbagai turnamen yaitu Turnamen Merdeka 196119621969Piala Emas Agha Khan 1966, dan Piala Raja 1968. Indonesia juga berhasil meraih medali perak dalam Asian Games 1966.
Bahkan pemain Indonesia ada yang dipanggil AFC untuk menjadi bagian dari skuat Asia All Stars pada tahun 1967-1968. Mereka adalah Soetjipto Soentoro yang bertindak sebagaiPenyerang Bayangan sekaligus sebagai kapten, Jacob Sihasale sebagai penyerang tengahIswadi Idris bertindak sebagai penyerang sayap kanan, dan Kadir sebagai penyerang sayap kiri. Ketika itu, mereka adalah kuartet tercepat yang pernah dimiliki Indonesia.

Era 1970-1990an

Era ini merupakan era dimana sepak bola Indonesia masih menjadi negara terkuat di Asia. Indonesia berhasil menjuarai Piala Pesta Sukan 1972 di Singapura untuk terakhir kali. Namun Indonesia sempat berjaya ketika mereka berhasil mengalahkan tim asal Amerika LatinUruguay.
Ketika itu Indonesia berhasil mengalahkan Uruguay dengan skor 2-1. Beruntung ketika itu, Indonesia memiliki pemain yang bertalenta yang sangat mumpuni seperti Ronny Paslah,Sutan HarharaRonny PattinasaranyRisdiantoAndi LalaAnjas Asmara, Waskito dan pemain bekas angkatan Soetjipto Soentoro.
Setelah itu sepak bola Indonesia berangsur mengalami penurunan. Terakhir mereka menjuarai SEA Games 1991 di ManilaFilipina. Di kualifikasi Piala Dunia, prestasi terbaik hanya diraih ketika Indonesia berhasil lolos ke putaran final. Namun harus kandas di tangan Korea Selatan dengan agregat 1-6.
Di Asian Games, Indonesia berhasil meraih medali perunggu setelah menembus semifinal tetapi kalah dari Kuwait pada partai perebutan tempat ketiga. Pemain pada masa itu yang terkenal adalah Ricky Yakobi. Tendangannya volinya yang mengejutkan lawan ketika Indonesia melawan Uni Emirat Arab dengan jarak yang cukup jauh di luar kotak penalty.

Piala Asia

Di kancah Piala Asia Indonesia pertama kali tampil di putaran final pada tahun 1996 di Uni Emirat Arab (UAE). Indonesia berhasil membuat kejutan di pertandingan pertama dengan berhasil menahan imbang Kuwait 2-2, tetapi akhirnya tersingkir di penyisihan grup setelah kalah 2-4 dari Korea Selatan dan kalah 0-2 dari tuan rumah UAE. Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama MalaysiaThailand, dan Vietnam.

Piala AFF

Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua pada tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.

Kostum

Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun 1962hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal YugoslaviaToni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti M. ZaelanDjamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo,Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun 1964 hingga 1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games 1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Piala Raja 1981," kata Ronny Pattinasarani yang memperkuat PSSI tahun1970-1985.
Di Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.
Dan pada kostum Timnas Indonesia terakhir yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, motif baru kembali diperkenalkan. Pada kostum ini, terdapat Burung Garudabesar yang membentang hampir di seluruh bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.

Rekor penampilan di Piala Dunia FIFA

Rekor Penampilan di Piala Dunia FIFA
Tuan Rumah / TahunHasilPosisiMSKGMGK
Bendera Uruguay 1930Tidak Ikut------
Bendera Italia 1934Tidak Ikut------
Bendera Perancis 1938Babak 1 (sebagai Hindia Belanda)1400106
Bendera Brasil 1950Mengundurkan diri------
Bendera Swiss 1954Tidak Ikut------
Bendera Swedia 1958Mengundurkan diri selama kualifikasi------
Bendera Chili 1962Mengundurkan diri------
Bendera Inggris 1966Tidak Ikut------
Bendera Meksiko 1970Tidak Ikut------
Bendera Jerman Barat 1974Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Argentina 1978Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Spanyol 1982Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Meksiko 1986Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Italia 1990Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Amerika Serikat 1994Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Perancis 1998Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Korea Selatan Bendera Jepang 2002Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Jerman 2006Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Afrika Selatan 2010Tidak lolos kualifikasi Asia------
Bendera Brasil 2014Tidak lolos kualifikasi. Asia------
Bendera Rusia 2018Belum Diselenggarakan
Bendera Qatar 2022Belum Diselenggarakan
Total1/19Round 100106
Sejarah final Piala Dunia FIFA 1938
TahunBabakNilaiHasil
1938Babak 1 Hindia-Belanda 0 – 6  HongariaKalah

Rekor penampilan di Piala Asia AFC

TahunHasilPoinMSKGMGKBendera Hong Kong 1956Tidak ikut------Bendera Korea Selatan 1960Tidak ikut------Bendera Israel 1964Tidak ikut------Bendera Iran 1968Tidak lolos kualifikasi------Bendera Kuwait 1972Tidak lolos kualifikasi------Bendera Singapura 1976Tidak lolos kualifikasi------Bendera Qatar 1980Tidak lolos kualifikasi------Bendera Uni Emirat Arab 1984Tidak lolos kualifikasi------Bendera Lebanon 1988Tidak lolos kualifikasi------Bendera Jepang 1992Tidak lolos kualifikasi------Bendera Uni Emirat Arab 1996Babak 1301248Bendera Lebanon 2000Babak 1301207Bendera Republik Rakyat Cina 2004Babak 1310239Bendera IndonesiaBendera MalaysiaBendera ThailandBendera Vietnam2007Babak 1310234Bendera Qatar 2011Tidak lolos kualifikasi------Total
Terbaik: Babak 1
122281028

Rekor penampilan di Kejuaraan Sepak Bola ASEAN


Kejuaraan Sepak Bola ASEAN
TahunBabakMainMSKGMGK
Bendera Singapura 1996
Juara keempat
6
3
1
2
18
9
Bendera Vietnam 1998
Juara ketiga
5
2
1
2
15
10
Bendera Thailand 2000
Runner-Up
5
3
0
2
13
10
Bendera Indonesia Bendera Singapura2002
Runner-Up
6
3
3
0
22
7
Bendera Malaysia Bendera Vietnam 2004
Runner-Up
8
4
1
3
24
8
Bendera Singapura Bendera Thailand 2007
Babak grup
3
1
2
0
6
4
Bendera Indonesia Bendera Thailand2008
Semi Final
5
2
0
3
8
5
Bendera Indonesia Bendera Vietnam2010
Runner-Up
7
6
0
1
17
6
Total
Terbaik: Runner-Up
45
24
8
13
123
59


Tournament Record Runners up in 2000, 2002, 2004 and 2010

Played: 44
Won: 24
Drawn: 7
Lost: 13
Goals for: 123
Goals against: 59

Biggest Win: 13-1 vs Philippines (2002)
Biggest Defeat: 1-4 vs Thailand (2000-GS)
1-4 vs Thailand (2000-Final) 


Latest Results & Fixtures

2010 Results
1 Dec 10Indonesia5 - 1Malaysia
4 Dec 10Laos0 - 6Indonesia
7 Dec 10Indonesia2 - 1Thailand
SF2 Leg 1
16 Dec 10
Philippines0 - 1Indonesia
SF2 Leg 2
19 Dec 10
Indonesia1 - 0Philippines
Final Leg 1
26 Dec 10
Malaysia3 - 0Indonesia
Final Leg 2
29 Dec 10
Indonesia2 - 1Malaysia

Indonesia 2012 Squad List

Goalkeepers
ENDRA PRASETYA SUPRAPTO
I MADE WIRAWAN
SAMSIDAR
WAHYU TRI NUGROHO

Defenders
DIEGO ROBBIE MICHIELS
FACHRUDDIN
HAMKA HAMSAH
HANDI RAMDHAN
HENGKI ARDILES
NOPENDI
NOVAN SETYA SASONGKO
RAPHAEL GUILLERM EDUARDO MAITIMO

Midfielders
AHMAD BUSTOMI
BERNARDUS VALENTINUS TELAUBUN
CORNELES SEGIUS GEDDI
ELIE AIBOY
FIRMAN UTINA
HENDRA ADI BAYAUW
JAJANG PALIAMA MUJIANTO
MUHAMMAD NUR ISKANDAR
OCTOVIANUS MANIANI
RASHYID ASSAHID BAKRI
TAUFIQ
TONNIE HARRY CUSELL
VENDRY RONALDO MOFU
WAHYU WIJIASTANTO

Forwards
AGUNG SUPRIYANTO
ANDIK VERMANSAH
ARTHUR DANIEL IRAWAN
BAMBANG PAMUNGKAS
IRFAN HAARYS BACHDIM
JHONNY RUDOLF VAN BEUKERING
PATRICH STEFANUS WANGGAI
RACHMAT SYAMSUDDIN LEO
SAMSUL ARIF MUNIP

Coach: NILMAIZAR (Indonesia) 


The legend of the AFF Suzuki Cup

The lore and lure of the AFF Suzuki Cup continues to grow with full house crowds and millions of television viewers witnessing the action and eventual crowning of first time champions, Malaysia, two years ago. 

The tournament, first staged in 1996 and the successor to the Tiger Cup and ASEAN Football Championship, fires old rivalries and unearths new talent in a region transfixed by the beautiful game. 

Biennially, the AFF Suzuki Cup intensifies the passion that is felt for the game throughout ASEAN with fans flocking to the stadia in their tens of thousands and generating the unique buzz that characterises football in Southeast Asia. 

A youthful Malaysia side was the success story of AFF Suzuki Cup 2010. After their best ever campaign, highlighted by a 2-0 win over Vietnam in the first leg of the semi-final, they beat Indonesia 4-2 on aggregate in the two-legged final to spark an outpouring of joy across a country starved of football success. 

“I am very, very, very proud of these young boys because they have done a tremendous job for our country,” said coach K. Rajagobal. 

The AFF Suzuki Cup was compelling viewing with three-time champions Thailand and Singapore failing to reach the knock-out stages, while qualifiers the Philippines and Laos lit up the tournament with surprising performances. 

The inaugural tournament in Singapore proved to be an unforgettable two-week football extravaganza, which drew large crowds to the National Stadium with millions more watching on television. 

Overwhelming favourites Thailand lifted the trophy after defeating Malaysia 1-0 in a hard-fought final. The foundation had been set for an exciting competition that would continue to grab the attention of fans throughout Southeast Asia. 

The passion was even more apparent two years later when the tournament was played in Vietnam. Riding on a wave of national euphoria the hosts swept all before them, trouncing champions Thailand 3-0 to reach the final. The title was to elude Vietnam though as they went down 1-0 to un-fancied Singapore in the final in one of the competition’s biggest shocks to date. 

Thailand reasserted their dominance when they hosted the event for the first time in 2000. With star striker Kiatisuk ‘Zico’ Senamuang in inspired form, the Thais powered their way to the title, comfortably winning all five games. In the final at Bangkok’s Rajamangala Stadium, a hat-trick by Worrawoot Srimaka fired the Thais to a decisive 4-1 win over Indonesia. 

The 2002 tournament was more tightly contested with the Thais just scraping into the semi-finals after losing 3-1 to Malaysia and drawing 1-1 with Singapore in the group stage. Thailand took a 2-0 half-time lead over hosts Indonesia in the final at the Gelora Bungkarno Stadium in Jakarta. However, the Indonesians battled back to level the score and force the game to a penalty shootout, which Thailand won 4-2. 

In their bid for a third straight title in 2004, Thailand fielded the so called ‘Young Bloods’ but the gamble of relying on youth failed to pay off and the defending champions were eliminated in the group stage in Malaysia. Co-hosts Vietnam also failed to reach the semis that matched Singapore with Myanmar while Malaysia took on Indonesia. Singapore and Indonesia won through to a dramatic two-legged final with Singapore clinching their second title 5-2 on aggregate (3-1, 2-1) with a couple of fantastic performances. 

Singapore, guided by inspirational coach Raddy Avramovic, retained the title in dramatic fashion in early 2007 edging Thailand 3-2 on aggregate in the final. 

In 2008, Vietnam tore up the script as they overcame raging favourites Thailand to lift the AFF Suzuki Cup for the first time in their history after a dramatic denouement to an enthralling tournament. With three minutes of added time gone in Hanoi’s My Dinh Stadium, Vietnam’s superstar striker Le Cong Vinh sealed the title with a nod of his highly prized head to send the nation into a frenzy. 

The golden goal from the golden boy earned Vietnam a 1-1 draw with Thailand on the night and a 3-2 aggregate victory after their surprise win in the first leg of the final in Bangkok. 

"I'm feeling overjoyed at the moment,” said Vietnam coach Henrique Calisto. "The difference with this team compared to Vietnam sides in the past is that they believe in themselves and they fought all the way until the final whistle."


YearWinnerRunners-upResultVenue
2010MalaysiaIndonesia4-2
on aggregate
Vietnam/
Indonesia
2008VietnamThailand3-2
on aggregate
Indonesia/
Thailand
2006/07SingaporeThailand3-2
on aggregate
Singapore/
Thailand
2004SingaporeIndonesia5-2
on aggregate
Malaysia/
Vietnam
2002ThailandIndonesia2-2
(4-2 on penalties)
Indonesia/
Singapore
2000ThailandIndonesia4-1Thailand
1998SingaporeVietnam1-0Vietnam
1996ThailandMalaysia1-0Singapore

FIFA BALON D'OR 2012


  • Player of the year:
    Lionel MESSI (ARG)
  • Player of the year:
    Homare SAWA (JPN)
  • FIFA Men’s Football Coach of the Year:
    Pep GUARDIOLA (ESP)
  • FIFA Women’s Football Coach of the Year:
    Norio SASAKI (JPN)
  • FIFA Presidential award:
    Sir Alex Ferguson
  • FIFA Fair Play Award:
    Japanese Football Association
How the FIFA Ballon d’Or trophy is made

How the  Ballon d’Or trophy is made

FIFA.com explores the preparation that goes into creating the coveted FIFA Ballon d’Or trophy.