Siapa yang menyangka jika Stadion Gelora Bung Karno (GBK) memiliki `kembaran` di Moskow Rusia. Karena memiliki latarbelakang sejarah yang hampir sama, tim arsitek Moskow melakukan peninjauan ke stadion peninggalan Persiden pertama RI Soekarno ini. Tim arsitek tersebut tidak hanya ingin meningkatkan karakteristik stadion yang memiliki banyak persamaan dengan Stadion Luzhniki, Moskow. Mereka juga juga akan menuangkannya ke dalam buku yang akan diterbitkan tahun depan.
Apa yang dilakukan tim arsitek Moskow ini adalah tindak lanjut dari memorandum of undestanding (MoU) tentang kerja sama sister city antara Pemerintah Kota Moskow dan Pemprov DKi Jakarta. Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Sarwo Handayani menerangkan, Jakarta-Moskow telah menandatangani MoU kerja sama Sister City Jakarta-Moskow 2008-2011 pada 3 Oktober 2008 di Balai Kota Moskow.
Penandatanganan dilakukan Gubernur DKI Fauzi Bowo dengan Walikota Moskow Yuri Luzhkov. Isi dari MoU Jakarta-Moskow itu, kedua kota besar ini akan melakukan pertukaran kunjungan delegasi tenaga ahli dalam bidang perekonomian dan urusan pemerintahan kota. Diantaranya penyelamatan dan pelayanan tanggap darurat, kebudayaan dan pelestarian peninggalan bersejarah, pengembangan olahraga untuk anak dan kalangan remaja, serta pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).
Tak hanya itu, dalam MoU tersebut juga disertakan manajemen dan pengembangan transportasi umum termasuk konstruksi sistim transportasi massal (Metro) dan sistem pelayanan sosial berdasarkan penggunaan kartu elektronik. MoU juga menyinggung pengendalian ruang kota serta pengelolaan perumahan bagi masyarakat kota, seperti pengadaan dan penjernihan air, pengumpulan dan pemanfaatan limbah tangga dan industri. “Untuk kali ini, terjadi pertukaran tenaga ahli di bidang heritage untuk menangani pelestarian kebudayaan dan peninggalan sejarah. Yang menarik, mereka ingin membuat buku tentang Stadion Gelora Bung Karno dari segi arsitekturnya. Serta memberikan masukan untuk pemeliharan stadion bersejarah ini,” kata Sarwo Handayani usai mendampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menerima kunjungan Tim Arsitektur Pemerintah Moskow di Balaikota DKI, Jakarta, Kamis .
Ketertarikan tim arsitektur Moskow membukukan GBK ternyata karena Moskow memiliki stadion serupa yang dibangun oleh tim arsitektur yang sama dengan GBK yaitu, Stadion Luzhniki. Dalam buku yang akan diterbitkan tahun depan, akan menceritakan latarbelakang konsep arsitektur pembangunan stadion GBK dan kembarannya. Diharapkan buku tersebut dapat memberikan masukan bagi pengelola stadion untuk bisa merawat dan memelihara gedung olahraga bertaraf internasional ini dengan baik. “Warga Jakarta juga bisa mengetahui latarbelakang dan sejarah arsitektur stadion GBK,” tukasnya.
Ketertarikan tim arsitektur Moskow membukukan GBK ternyata karena Moskow memiliki stadion serupa yang dibangun oleh tim arsitektur yang sama dengan GBK yaitu, Stadion Luzhniki. Dalam buku yang akan diterbitkan tahun depan, akan menceritakan latarbelakang konsep arsitektur pembangunan stadion GBK dan kembarannya. Diharapkan buku tersebut dapat memberikan masukan bagi pengelola stadion untuk bisa merawat dan memelihara gedung olahraga bertaraf internasional ini dengan baik. “Warga Jakarta juga bisa mengetahui latarbelakang dan sejarah arsitektur stadion GBK,” tukasnya.
Untuk kerja sama manajemen dan pengembangan transportasi umum termasuk konstruksi sistim transportasi massal (Metro) berbentuk mass rapid transit (MRT), menurut Sarwo, sampai saat ini belum dibahas. Karena kedua pemerintah kota ingin melakukan kerja sama dengan tahapan-tahapan agar hasilnya bisa maksimal. “Kemungkinan akan ada pembasahan MRT dengan Moskow, tapi tidak saat-saat ini. Bertahap lah,” ujarnya.
Mengenai kunjungan tim arsitektur ke GBK, ada satu keuntungan yang bisa diambil yaitu penglola GBK bisa mendapat masukan untuk strategi pengelolaan stadiun tersebut ke depan. Kasubag Kerjasama Sister city Biro Kerjasama Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH & KLN) DKI, Danang, mengatakan, kedatangan tim arsitektur Moskow ke ibu kota sebagai tindak lanjut dari MoU Jakarta-Moskow. “Mereka ingin melihat kondisi stadion GBK dan memberikan second opinion terhadap pemeliharaan gedung dan peningkatan fasilitas olahraga,” kata Danang. Keuntungan yang dapat diperoleh dari asistensi tim tersebut, dapat mengarahkan strategi pengelolaan stadion semakin baik di tahun-tahun yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar